Tuesday, December 10, 2013

[SONGFIC] First Snow

Judul     : First Snow
           You can watch it here =>  EXO - First Snow (Engsub)
Genre   : Romance
Length  : 948 words
Rating   : PG -13
Cast       : LuHan
              Kim Ji Hye (OC)

DO NOT PLAGIARIZE AND COPY PASTE WITHOUT PERMISSION
LU HAN AND OC IS NOT MINE.
Typo bertebaran, maaf ._.v
Happy reading and Let’S LOVE <3
==
Lelaki itu memandang jauh ke arah luar jendela apartemennya, tersenyum simpul sedetik kemudian. Tak lama beranjak dari tempat ia duduk, mengambil winter jaket yang berwarna coklat tua lalu memakai bomber hats dan high top sneakers yang berwarna senada.  
Beberapa menit kemudian lelaki keluar dari apartemennya, bergidik beberapa detik setelah udara dingin merasuk ke rongga – rongga tubuhnya. Udara dingin awal bulan desember itu tak mengurungkan niatnya kesana. Lalu ia melangkahkan kakinya perlahan, dia hanya ingin ke tempat itu. Tujuannya hanya satu, ke tempat itu.
On this afternoon as the first snow is falling
                Sore itu salju pertama turun, lelaki itu menengadahkan tangannya merasakan butiran – butiran salju yang perlahan mengenai tangan kanannya sambil terus berjalan. Dan beberapa menit kemudian sampai lah dia di tempat itu, sebuah taman yang pohon – pohon disekitarnya dihiasi oleh lampu.
If only I could call you, I’d be so happy

                Lelaki itu duduk disalah satu bangku taman, menerawang ke arah kolam yang kering itu. Mengambil benda kecil persegi panjang disaku celananya, lalu membuka phonebooknya. Perlahan dia mengetik sebuah nama, Ji Hye.
A year has already passed but I’m still not over you
                Otaknya memaksa untuk mengulang kejadian ketika dia pertama kali bertemu dengan gadis itu, di sini. Bayangan gadis itu masih jelas, lelaki itu masih ingat warna scarf dan winter coat yang dipakainya setahun lalu. Ya, lelaki itu belum bisa melupakan gadis itu.
So I talk to myself, “I’m lonely”
                Jari – jarinya masih bermain di phonebooknya, nomor telponnya masih ada disitu, alamat rumahnya, alamat e-mailnya, ID katalknya, bahkan fotonya masih terpasang dengan manis disana. Beralih dari phonebook, ia membuka aplikasi galery nya, satu folder penuh dengan foto – foto gadis itu. Sesekali lelaki itu tersenyum sambil menggerakkan layar handphone dengan telunjuknya ke kiri.
                Taman kota yang biasanya ramai itu sekarang sepi, dia sendiri.
 (Turn back the clock) if only I could go back one year
(Turn back my heart) would we be different now?
Yeah, it’s a stupid thought, but still, what if
                Setahun yang lalu, gadis itu pergi meninggalkannya ditempat ini. Mungkin bukan meninggalkan karena gadis itu tak sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi. Sungguh bukan salahnya jika itu memang keputusannya.
==
                “Lu-ge... aku akan pindah ke Jepang esok”.
                Aku tahu, ibumu yang memberitahuku minggu lalu ”.
                “Benarkah? Ck, harusnya aku yang memberitahukanmu terlebih dahulu...!”.
“Bodoh...”.
“...”.
“Selamat”.
“Terima kasih, akhirnya aku bisa mendapatkannya. Ehm~ Lu-ge, kau pasti akan merindukanku”.
                “...”.
                “Kalu aku ke Jepang, tak ada yang menemanimu makan es krim rasa mint kesukaanmu, karaoke menggila menyanyikan lagu – lagu Lee Hom, dan siapa lagi sainganmu bermain rubix selain aku. Kau nanti pasti merindukanku ya ‘kan...?”.
                “Kau yang akan lebih merindukanku”.
                “...bisa jadi, kalau kau?”.
                “...mungkin”.
                “Cih.. jangan anggap aku sahabatmu lagi kalau begitu...”.
==
               Dia, Lu Han... mengenal Ji Hye sejak umurnya 8 tahun dan tanpa sadar lelaki juga tumbuh dewasa bersama gadis itu, disampingnya. Entah kapan perasaan itu berubah dengan sendirinya, Lu Han tak lagi bisa menganggap Ji Hye sebagai adik kecilnya. Gadis itu terlalu berharga, lelaki itu mencintainya.
                Lu Han mengenal gadis itu lebih dari 10 tahun. Mimpi Ji Hye untuk melanjutkan study di Jepang sudah menjadi tujuan hidupnya setiap hari. Bisa saja dia bisa mengatakan yang sebenarnya dan mencegah Ji Hye pergi jauh kesana namun dia tidak mau egois. Tapi itu sudah berlalu dan pada akhirnya dia tak bisa merubah apa – apa.
If I met you, would tears rise up?
The foolish me wouldn’t be able to say anything

Tell me, Merry Merry Christmas, hi, how have you been?
When the snow falls, would my bruised heart get covered whitely?
I’m sorry I didn’t treat you well
That Christmas I was only filled with regrets
I walked alone on a street filled with lights, everyone looks happy
I used to think you would always be there like air
But I foolishly let you go, I’m so sorry
(Such a typical story) After time passed, the fact that you’re so precious
(It always passes by) Why didn’t I know back then?
I want to tell you that it’s different now
Setahun berlalu, dan setahun pula Lu Han tak bertemu dengan Ji Hye. Salju pertama tahun ini dia habiskan seorang diri merenungi. Tak ada gadis itu yang setahun lalu duduk bersamanya di cafe seberang, serta tak ada gadis itu yang selalu menjadi orang pertama mengucapkannya Merry Christmas.
Tak dipungkiri dia teramat merindukan Ji Hye, disela apapun kegiatannya. Berharap dengan sangat untuk bertemu dengan gadis itu dan menyampaikan langsung perasaannya tepat dihadapannya, tak peduli apa reaksi Ji Hye ketika mendengarnya.
Is it tears or is it because of the snow?
That Christmas, I kept seeing you get farther away
Awalnya sesekali mereka bertukar pesan, menanyakan keadaan satu sama lain. Dan akhir – akhir ini intensitas gadis itu menghubunginya semakin berkurang. Mungkin Ji Hye sibuk dengan kegiatan hidup barunya disana, sementara Lu Han bergelut dengan kesakit hatian dan penyesalan bertubi yang dia buat sendiri demi melupakan gadis kecilnya.
It’s so strange, just thinking of you makes tears fall
Tears are falling falling falling
I want to go back to you
I can do anything
Even if all of my life till now disappears girl
                Cairan bening itu menetes di pelupuk matanya memandangi beratus foto Ji Hye, jarinya terhenti pada akhirnya. Rindunya yang tak tertahan dan penyesalan yang tak berujung. Dikepala Lu Han kata “seandainya saja” selalu menjadikan momok paling menakutkan setahun belakangan ini. Dia terlalu mencintai gadis itu, dia sanggup melakukan apa saja demi gadis itu dan dia meyakini itu.
                Lu Han menghapus air matanya dan beranjak untuk pergi dari tempat itu. Memasukkan benda persegi panjang berwarna hitam itu di saku celananya dan mulai berjalan, pulang. Seketika benda itu bergetar, dia ambil kembali handphonenya. Dan nama itu terpampang disana. Nama gadis itu, yang selama ini dirindukannya.


               























 ==
SELESAAAAIII~~~~!!
sumpah beberapa hari ini aku suka banget sama lagu ini, ngedenger suara bacon berkali - kali ;_; *nangis darah*
seperti biasa... silakan komennya ^^

No comments:

Post a Comment